Gill Net
Gill net atau sering disebut juga sebagai “jaring insang”. Istilah gill
net di dasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gill
net” terjerat di sekitar operculumnya pada mata jaring. Dalam
bahasa jepang, gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang
berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net,
ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu”
pada “jaring-ami”. Di indonesia, penanaman gill net ini ber aneka
ragam, ada yang menyebutnya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap
(jaring karo, jaring udang, dan sebagainya), ada pula yang disertai
dengan nama tempat (jaring udang bayeman), dan sebagainya (Ayodhyoa,
1981).
Pengertian
dari jaring insang (gill net) yang umum berlaku di Indonesia
adalah satu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya
empat persegi panjang dimana mata jaring dari bagian utama ukurannya
sama, jumlah mata jaring ke arah panjang atau ke arah horisontal (Mesh
Length (ML)) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring ke arah
vertikal atau ke arah dalam (Mesh Dept (MD)), pada bagian
atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan di
bagian bawah dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers)
sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring
insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak
(Sadhori, 1985).
Warna
jaring pada gill net harus disesuaikan dengan warna perairan
tempat gill net dioperasikan, kadang dipergunakan bahan yang
transparan seperti monofilament agar jaring tersebut tidak dapat
dilihat oleh ikan bila dipasang diperairan (Sadhori, 1985).
2.2. Klasifikasi Gill Net
Menurut Sudirman, (2004)
berdasarkan kontruksinya, jaring insang dikelompokkan menjadi 2 (dua),
yaitu berdasarkan jumlah lembar jaring utama dan cara pemasangan tali
ris. Klasifikasi berdasarkan jumlah lembar jaring utama ialah sebagai
berikut:
1.
Jaring insang satu lembar (Single Gill Net)
Jaring insang satu lembar
adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri dari hanya satu
jaaring, tinggi jaring ke arah dalam atau mesh depth dan
ke arah panjang atau mesh length disesuaikan dengan target
tangkapan, daerah penangkapan, dan metode pengoperasian.
2.
Jaring insang double lembar (Double Gill Net atau Semi Trammel
Net)
Jaring
insang dua lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri dari
dua lembar jaring, ukuran mata jaring dan tinggi jaring dari
masing-masing lembar jaring, bisa sama atau berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
3.
Jaring insang tiga lembar (Trammel Net)
Jaring insang tiga lembar
adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri dari tiga lembar
jaring, yaitu dua lembar jaring bagian luar (outter net) dan satu
lembar jaring bagian dalam (inner net).
Sedangkan menurut Sadhori
(1985), berdasarkan kontruksi dari cara pemasangan tali ris, jaring
insang dibagi ke dalam 4 (empat) jenis yaitu:
1.
Pemasangan jaring utama bagian atas dengan tali ris atas dan jaring
utama bagian bawah dengan tali ris bawah disambungkan secara langsung.
2.
Jaring utama bagian atas disambungkan secara langsung dengan tali ris
atas dan bagian jaring utama bagian bawah disambungkan melalui tali
penggantung (hanging twine) dengan tali ris bawah.
3.
Pemasangan jaring utama bagian atas dengan tali ris atas disambungkan
melalui tali penggantung dan bagian bawah dari jaring utama disambungkan
secara langsung dengan tali ris bawah.
4.
Jaring utama bagian atas dengan tali ris atas dan bagian jaring utama
bagian bawah dengan tali ris bawah disambungkan melalui tali
penggantung.
Penamaan gill
net berdasarkan cara operasi ataupun kedudukan jaring dalam
perairan maka Ayodhyoa (1981))membedakan antara:
1. Surface
Gill Net
Pada
salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali
jangkar, sehingga letak (posisi) jaring jadi tertentu oleh letak
jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece
harus disesuaikan dengan keadaan fishing ground. Float
line (tali pelampung, tali ris atas) akan berada di permukaan air (sea
surface). Dengan begitu arah rentangan dengan arah arus, angin dan
sebagainya akan dapat terlihat.
Gerakan turun naik dari
gelombang akan menyebabkan pula gerakan turun naik dari pelampung,
kemudian gerakan ini akan ditularkan ke tubuh jaring. Jika irama gerakan
ini tidak seimbang, juga tension yang disebabkan float line
juga besar, ditambah oleh pengaruh-pengaruh lainnya. Kemungkinan akan
terjadi peristiwa the rolling up of gill net yaitu peristiwa
dimana tubuh jaring tidak lagi terentang lebar, jaring tidak berfungsi
lagi sebagai penghalang/penjerat ikan.
2. Bottom
Gill Net
Pada
kedua ujung jaring diikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan
tertentu. Hal ini sering disebut set bottom gill net. Jaring ini
direntangkan dekat dengan dasar laut, sehingga dinamakan bottom gill
net, berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah
ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan demersal. Posisi
jaring dapat diperkirakan pada float berbendera/bertanda yang
diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring.
Pada umumnya yang menjadi fishing
ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang mengakibatkan pula
jenis ikan yang tertangkap dapat berbagai jenis, misalnya hering,
cod, flat fish, halbut, mackerel, yellow
tail, sea bream, udang, lobster dan sebagainya.
3. Drift
Gill Net
Sering
juga disebut dengan drift net saja, atau ada juga yang memberi nama
lebih jelas misalnya ”salmon drift gill net”, atau ”salmon
drift trammel net”, dan ada pula yang menerjemahkannya ”jaring
hanyut”.
Posisi
jaring ini tidak ditentukan oleh adanya jangkar, tetapi bergerak hanyut
bebas mengikuti arah gerakan arus. Pada satu pihak dari ujung jaring
diletakkan tali, dan tali ini dihubungkan dengan kapal, gerakan hanyut
dari kapal sedikit banyak juga dapat mempengaruhi posisi jaring. Selain
dari gaya-gaya arus, gelombang, maka kekuatan angin juga akan
mempengaruhi keadaan hanyut jaring.
Drift gill net juga dapat digunakan untuk mengejar gerombolan ikan, dan
merupakan alat penangkap yang penting untuk perikanan laut bebas.
Karena posisinya tidak ditentukan oleh jangkar, maka pengaruh dari
kekuatan arus terhadap tubuh jaring dapat diabaikan. Gerakan jaring
bersamaan dengan gerakan arus sehingga besarnya tahanan dari jaring
terhadap arus dapat diabaikan.
Ikan-ikan yang menjadi tujuan
penangkapan antara lain saury, mackarel, flying fish,
skip jack, tuna, salmon, hering, dan lain-lain.
4. Encircling
Gill Net atau Surrounding Gill Net
Gerombolan ikan dilingkari
dengan jaring, antara lain digunakan untuk menghadang arah lari ikan.
Supaya gerombolan ikan dapat dilingkari/ditangkap dengan sempurna, maka
bentuk jaring sewaktu operasi ada yang berbentuk lingkaran, setengah
lingkaran, bentuk huruf V atau U, bengkok-bengkok seperti alun
gerombolan dan masih banyak jenisnya lagi.
Ikan setelah terkurung dalam lingkaran jaring, dikejuti, sehingga
ikan-ikan akan terjerat pada mata jaring. Tinggi jaring diusahakan
sesuai dengan kedalaman perairan. Oleh sebab itu pada saat operasi
keadaan pasang/surut perlulah diperhatikan. Alat tangkap ini juga banyak
digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan-ikan yang hidup di perairan
karang, yaitu dengan memasang alat tangkap di sekitar atau melingkari
karang.
Pada
praktikum laut Metode Penangkapan Ikan, apabila dilihat dari
ciri-cirinya, gill net yang digunakan oleh kelompok kami adalah
termasuk jenis surface gill net. Gill net yang digunakan
yaitu dengan keadaan yang hanyut di perairan, karena jaring insang yang
berada pada permukaan air dengan bantuan oleh sejumlah pelampung,
sehingga jaring ini hanyut bersama arus terpisah dari atau lebih sering
bersama perahu yang memegang salah satu ujungnya.
2.3.
Metode dan Cara Pengoperasian Gill Net
2.3.1.
Metode dan cara pengoperasian gill net
Sebelum operasi penangkapan
di mulai, semua peralatan dan perbekalan yang diperlukan untuk menangkap
ikan dengan menggunakan gill net harus dipersiapkan dengan teliti.
Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan
pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut. Metode operasi
penangkapan ikan dengan menggunakan gill net dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu “setting”, “immersing”, dan “hauling” (Sadhori, 1985).
1. Lama penebaran jaring “setting”
Bila kapal telah mencapai di daerah
penangkapan, segera persiapan penebaran jaring dimulai.
a. Mula–mula posisi kapal ditempatkan sedemikian
rupa agar arah angin datangnya dari tempat penurunan jaring.
b. Setelah kedudukan atau posisi kapal sesuai dengan
yang dikehendaki, jaring dapat diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari
penurunan pelampung tanda ujung jaring atau lampu kemudian tali
selambar depan, lalu jaring dan yang terakhir kali selambar pada ujung
akhir jaring atau selambar belakang yang biasanya terus di ikatkan pada
kapal.
c. Pada waktu penurunan jaring yang
harus diperhatikan adalah arah arus laut, karena kedudukan jaring yang
paling baik adalah memotong arus antara 450-900.
2. Lama perendaman jaring “immersing”
Gill net didiamkan terendam dalam perairan
sampai kira–kira selama 3–5 jam.
3. Lama penarikan jaring “hauling”
Setelah jaring
dibiarkan di dalam perairan selama ± 3–5 jam, jaring dapat di angkat
(dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Urutan penarikan jaring
ini merupakan kebalikan dari urutan penebaran jaring, yaitu dimulai
dari tali selambar belakang, baru jaring, tali selambar muka, dan
terakhir pelampung tanda. Penangkapan ikan dengan menggunakan alat
tangkap gill net umumnya dilakukan pada waktu malam hari (Waluyo,
1972).
Spesies ikan sasaran dari alat
tangkap gill net adalah tetengkek (Megalacpis cordyla), ikan
terbang (Cypselurus sp), ikan belanak (Mugil sp), ikan
kuro (Polynemus sp), ikan alu–alu (Sphyraena sp), ikan
tenggiri (Scromberomorus commersoni), dan lain-lain.
2.4.
Konstruksi Gill Net
2.4.1.
Konstruksi gill net
Ayodhyoa (1974) menyatakan bahwa pada
konstruksi umum, yang disebutkan dengan gill net ialah jaring
yang berbentuk persegi panjang yang mempunyai mata jaring yang sama
ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika
dibandingkan dengan panjangnya, dengan kata lain, jumlah mezh depth
lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mezh
size pada arah panjang jaring. Pada lembaran-lembaran jaring, pada
bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah
diletakkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan gaya yang
berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak
menuju ke atas dan sinking force dari sinker diditambah
dengan berat jaring di dalam air yang bergerak menuju ke bawah, maka
jaring akan terlentang. Detail konstruksi, kedua ujung jaring diikatkan
pemberat. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera
atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring.
Karakteristik, gill net berbentuk empat persegi panjang yang
dilengkapi dengan pelampung yang terbuat dari plastik, pemberat pemberat
yang terbuat dari timah, tali ris atas dan tali ris bawah yang bahannya
terbuat dari plastik. Besarnya mata jaring bervariasi tergantung
sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan.
sumber :http://makaira-indica.blogspot.com/2011/11/ii-gill-net.html
2 komentar:
oke bnget postinganya.....tp blum kreatif
oke makasih ea ?
Posting Komentar